HOME      ABOUT      CONTACT      INSTAGRAM

Saturday, September 15, 2018

After a Hurricane Comes a Rainbow


Saya sering banget mempertanyakan rencana Tuhan untuk saya dan keluarga. Kenapa begini, kenapa nggak begitu. Tapi ternyata Tuhan sangat murah hati, saya aja yang suka emosi dan nggak sabaran. Mulai sekarang saya benar-benar harus sering mengucap syukur karena Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi kami.

Setelah mengalami keguguran spontan di awal tahun, tak disangka-sangka Tuhan kembali mempercayakan seorang anak kepada kami.

Jadi awal tahun itu setelah balik ke Jakarta dari cuti tahun baru, saya langsung memeriksakan kondisi kandungan ke dr. Arman, spesialis kandungan yang saya pilih untuk pemeriksaan pertama sewaktu testpack menunjukkan hasil positif. Saat periksa saya tahu calon anak saya udah nggak ada, tapi dr. Arman pura-puranya ingin memsatikan lagi. Saya cuma mau tahu kondisi rahim saya apa perlu tindakan kuretase atau nggak, karena saya ingin segera melakukan program lagi. Syukurlah dari hasil pemeriksaan ternyata saya mengalami abortus spontan yang nggak perlu kuretase. Kondisi rahim saya bersih dan boleh langsung usaha untuk hamil lagi.

Waktu itu saya tanya apa perlu meminum vitamin kesuburan? Eh, dokter malah ngetawain saya, katanya, “Ini kemarin kamu bisa hamil kan, jadi nggak perlu dulu minum-minum obat penyubur.” Ya alasan saya tetap di dr. Arman selain karena tempat praktik yang dekat, juga karena beliau selow abis. Selalu mengatasi kekhawatiran saya. Wajar kan, namanya juga hamil pertama. Dokter saat itu hanya menyarankan waktu berhubungan kalau mau program.

Syukur yang tak terhingga kepada Tuhan karena bulan Februari saya langsung telat menstruasi. Saya nggak sabar untuk langsung pakai testpack, dan bahagia banget pas saya lihat garis kedua meskipun masih samar-samar (lihat deh gambar TP yang bawah, bahkan garis keduanya nggak tertangkap lensa kamera).

Trauma? Nggak bisa dipungkiri saya lebih waspada setelah keguguran yang saya alami. Paranoid juga. Tiap mau buang air kecil saya selalu ketakutan akan pendarahan. Meski begitu, lama-lama saya sadar sebaiknya saya pintar-pintar mengelola pikiran untuk selalu positif. Terima kasih juga untuk anak saya yang nggak henti-hentinya membantu dan bekerja sama dengan ibumu ini.
Tulisan ini selain sebagai pengingat bagi saya, mudah-mudahan juga bisa memberikan semangat bagi wanita-wanita hebat lain yang sedang menunggu kehadiran anak. Sedikit banyak saya tahu rasanya ditanya-tanya sudah hamil belum, diragukan niatnya untuk punya anak, mengharapkan sesuatu yang nggak diketahui kepastiannya, dan sedihnya kehilangan.

Mungkin kalian akan bilang, “Ya kamu gampang cerita begini karena udah berhasil, coba kalau belum.” Well, saya mungkin sok tahu tentang perjuangan untuk memiliki seorang anak. Tapi sebagai seseorang yang juga pernah ada di posisi “berusaha” saya ingin mengatakan, “Percayalah, Tuhan pasti akan memberikan rejekinya di waktu yang tepat. Tuhan selalu punya rencana yang terbaik buat kita. Believe in Him, believe in your partner, believe in yourself, don’t give up!


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

No comments:

Post a Comment