HOME      ABOUT      CONTACT      INSTAGRAM

Monday, May 8, 2017

Exotic Labuan Bajo

photo credit @aryadimd
Picking Labuan Bajo as one of the place I have to visit in Indonesia absolutely no wrong! Mengunjungi Labuan Bajo sudah menjadi bucketlist saya sejak kira-kira tiga tahun yang lalu. Awalnya saya tertarik karena melihat foto-foto teman yang luar biasa bagus dan “menjual”. Kemudian saya ingin merasakan pengalaman yang mereka ceritakan kalau Labuan Bajo sangat indah, nggak cuma di foto, sampai-sampai mereka yang sudah pernah datang ingin kembali lagi. Tujuan saya datang tentu saja ingin berlayar plus island hopping. Tapi sebelumnya saya ingin ceritakan dulu kesan pertama saya tentang Labuan Bajo.  


The City

Labuan Bajo adalah salah satu desa/kelurahan di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Kalau dilihat di peta, Labuan Bajo terletak di ujung Barat Pulau Flores. Yang saya lihat, pusat perekonomiannya relatif kecil. Jalan utamanya dipenuhi agen-agen wisata yang menawarkan trip pulau (island hopping) dan kegiatan diving. Ada juga cafe-cafe dan bar, mirip dengan jalanan di Kuta dan Legian. Cuma bedanya di sini terlihat sepi. Bahkan di malam hari wisatawan yang nongkrong pun sangat sedikit. Mungkin karena fokus orang yang datang ke Labuan Bajo bukan untuk tinggal tapi hanya untuk singgah lalu live on board alias "melaut".
Ohya, saat saya kesana jalanan di tengah kota rusak parah dan berdebu. Sayang banget ya, padahal pariwisata Labuan Bajo termasuk yang diproyeksikan menjadi pariwisata berkelas internasional.

Where to eat

Saya, Bli Indra dan adik sempat mencoba makan di salah satu cafe yang ratingnya bagus di situs ulasan travelling. Tapi entah kenapa rasanya nggak sesuai di lidah dan porsinya luar biasa besar. Mungkin rasanya agak hambar karena menyesuaikan dengan selera wisatawan asing.
Kami sangat menyarankan untuk makan malam di Kampung Ujung. Di sini kita bisa menikmati bakaran berbagai jenis ikan laut segar. Enaknya di pesisir itu gampang banget kalau mau makan ikan segar. Kalau ke Kampung Ujung, cobalah makan di Warung Mama Sindy. Kami memesan ikan kerapu macan yang gosipnya dihargai sangat mahal kalau sudah masuk restaurant. Paket seorang cuma IDR 35.000 sudah termasuk nasi, lalapan, dan air dalam kemasan gelas. Bagi penyuka sambal, Mama Sindy akan membuatkan sambal dabu-dabu yang super enak dan sangat pas kalau dimakan dengan ikan. Mama Sindy baik banget, waktu saya tanya resep sambalnya malah disuruh datang lagi keesokan harinya, “Biar bisa dibelikan bahan-bahannya dulu di pasar,” katanya.

kerapu macan di Kampung Ujung
The People
Orang-orang Labuan Bajo sangat lugu dan ramah, ya contohnya Mama Sindy yang saya ceritakan tadi. Awalnya saya nggak percaya ketika suami bilang begitu, sampai akhirnya saya merasakan sendiri. Mereka nggak pelit informasi, nggak menyesatkan wisatawan juga. Jadi jangan khawatir kena tipu.


Hari itu, saya berangkat dari Bali sekitar jam 1 siang, sampai di Labuan Bajo udah lumayan sore. Dari bandara kami langsung pergi ke (kata orang sana) Bukit Cinta atau juga disebut Sunset Hill, untuk melihat sunset dengan latar teluk. Belakangan saya baru menyadari kalau sunset (dan sunrise) disini nggak pernah nggak cantik, ya sepanjang nggak turun hujan. 


Read other stories,


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

No comments:

Post a Comment