HOME      ABOUT      CONTACT      INSTAGRAM

Tuesday, February 14, 2017

KIEHL’S Iris Extract Activating Treatment Essence Review

 

Saya masih ingat dengan perjuangan saya tepat setahun yang lalu untuk menemukan skincare yang tepat selepas memakai krim perawatan dokter kulit. Saat itu pertama kalinya saya memberanikan diri mencoba Kiehl’s dan berharap kondisi kulit saya bisa membaik. KCR yang saya temui langsung menyarankan saya untuk mencoba Kiehl’s Iris Extract Activating Treatment Essence. Saya sempat curiga dia menyarankan saya mencoba Iris esens karena produk ini waktu itu baru saja launching. Tapi karena dia menyebutkan kalau esens ini dapat mengembalikan kondisi kulit (bahkan lebih baik), sayapun luluh dan mau mencoba.

Sebelumnya, saya bukan orang yang suka melakukan banyak steps saat memakai skincare. Pelembab saja cukup. Jadi ketika disarankan untuk menambah esens sebagai preserum saya jadi excited! Bukannya malas tapi malah jadi bersemangat ya, haha!

“with Iris Florentina Extract to reactivate skin’s youthful look for smoother, radiant skin”

Esens ini adalah preserum yang digunakan dalam “first step” rutinitas skincare. Banyak kelebihan dan manfaat yang diklaim bisa diberikan esens ini karena kandungan di dalamnya. Pertama, esens ini mengandung Iris Florentina Extract sebagai perawatan anti-aging dan melembabkan. Kedua, Lipo Hydroxy Acid (LHA) mengaktivasi proses eksfoliasi kulit secara natural. Sodium Hyaluronate dipercaya dapat meregenerasi kulit dan mengurangi penampakan kerutan. Sodium Hyaluronate membentuk lapisan transparan pada kulit yang membantu menyamankan kulit . Bahan ini mampu mengikat air 1,8 kali dari beratnya, jadi menjamin kulit selalu dalam keadaan terhidrasi. Esens ini disebut dapat mengaktifkan kembali sel-sel kulit sehingga kulit tampak lebih muda dan dapat memperbaiki tekstur kulit.


Iris esens bertekstur likuid yang agak sedikit kental. Meski begitu, esens ini cepat menyerap di kulit. Warnanya bening dengan wangi seperti air mawar. Mungkin ini wangi bunga Iris. Esens ini paraben free dan oil free, tapi memang nggak disebutkan alcohol free. Pada bahan penyusunnya masih terdapat “alcohol denat” yang membuat wangi alkohol sedikit tercium. Dari artikel yang saya baca, alcohol denat bukan bahan kosmetik yang berbahaya. Bahan ini berfungsi untuk mencegah produk berbuih, anti mikrobakteri, mengontrol minyak, dan mengecilkan pori-pori. Tapi mungkin pada sebagian orang malah dapat membuat kulit kering.

Kalau saya sih nggak terganggu dengan wanginya. So far kulit saya juga nggak mengalami kekeringan, hanya saja ketika kulit saya dalam kondisi lebih kering dari sebelumnya (misalnya faktor cuaca) saya memang merasa kalau esens ini kurang melembabkan.

Saya memakainya setiap hari saat AM dan PM routine setelah mengaplikasikan toner. Cukup 2-3 tetes kemudian ditepuk-tepuk dan dioleskan menggunakan tangan. Refreshing, saya suka dengan sensasinya yang adem di kulit. Esens ini memerlukan waktu beberapa detik sebelum menyerap sempurna, jadi biasanya saya tunggu beberapa saat sebelum lanjut memakai pelembab.


Setelah setahun pemakaian, kalau ditanya apakah kulit saya jadi lebih cerah atau glowing, saya rasa nggak. Saya nggak merasakan efek yang luar biasa pada kulit saya. Tapi bukannya skincare yang baik memang nggak terlihat efeknya secara nyata dalam waktu singkat? Eh tapi satu tahun bukan waktu yang singkat juga ya.  

Tapi yang saya suka adalah saya rasa tekstur kulit saya semakin membaik. Esens ini membantu saya melewati masa-masa penyesuaian setelah menggunakan krim dokter kulit. Saya merasa kulit saya lebih kenyal dan sehat. Saat hormonal breakout pun kondisi kulit saya cepat pulih. Selain itu pori-pori saya tampak mengecil.

Minusnya adalah produk ini isinya terlalu banyak. 200 ml untuk masa buka kemasan 12 bulan menurut saya kebanyakan. Atau saya yang terlalu irit pakainya? Tapi disarankan memang hanya menggunakan 2-3 tetes saya udah cukup untuk seluruh wajah dan leher. Selain itu kemasannya yang kurang oke sih menurut saya.
Repurchase? Hmm, saya pikir-pikir dulu. Saya berencana untuk coba esens lain sih kalau yang ini udah abis.




Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

7 comments:

  1. Gian, aku pun smpet pake iniii! Enak di kulit tapi not the best choice for my skin gitu sih..

    ReplyDelete
  2. aku kepoo secara belum perna nyobak produk dr khiels 😄 tp iya produk yg baik tu emang hasilny kliatanny lama di kulit tp efekx jangka pnjg y mba

    ReplyDelete
  3. Kiehls, aku belom pernah coba...terlalu terlena ama skin care korea hehe

    ReplyDelete
  4. aku juga bukan yang banyak steps skincarenya hihi tapi mungkin ini boleh dicoba untuk suatu saat nanti(?)

    blog.viniamanda.com

    ReplyDelete
  5. Wah kak gian orangnya sabar ya, ayu pernah dapet samplenya dan semacem ogah2an makenya lol xD

    ReplyDelete
  6. Wah setahun udah harusnya keliatan sih x'D
    Yah, mungkin ada skincare lain yg lebih cocok yah! ^^
    Thanks for the review kak :D

    ReplyDelete
  7. Gian nge review nya setahun kemudia. Dedicated, but worth (?). Well, berrti kualitasnya gak sebanding sama harganya

    www.vinasaysbeauty.com

    ReplyDelete