HOME      ABOUT      CONTACT      INSTAGRAM

Tuesday, December 12, 2017

Planning for Pregnancy


Setelah menimbang-nimbang cukup lama, akhirnya beberapa minggu lalu saya memutuskan untuk menemui dokter spesialis kandungan.

Bulan lalu tepat setahun saya menikah. Tanpa ada rencana menunda, sampai hari ini saya belum juga dipercaya Tuhan untuk hamil. Memang sih, 6 bulan pertama menikah saya masih berkeinginan fokus menyelesaikan kuliah. Tapi ternyata hamilnya tertunda sampai hari ini.

Meskipun sering tertekan dengan pertanyaan “udah isi belum?”, tapi saya bersyukur punya mertua yang pengertian. Tahu saya stres menghadapi pertanyaan seputar kehamilan, mertua saya belakangan ini udah jarang ngomongin cucu di depan saya. Paling pesannya cuma “makan yang banyak”. Ditanyain melulu kok belum hamil bikin saya kesel dan stres. Apalagi kalau ada yang banding-bandingin. “Si A belakangan nikah udah hamil tuh, kamu kok belum?”.  Serius deh, pertanyaan macam ini nyebelin banget dan nggak sopan. Meskipun niatnya cari topik pembicaraan atau basa-basi, saya sarankan lebih baik nanya yang lain aja. 

Balik lagi ke pemeriksaan kandungan.
Jadi, saya dan Bli Indra sudah sepakat kalau sampai setahun saya belum berhasil hamil, kami akan konsultasi ke dokter spesialis kandungan. Pemeriksaan yang saya jalani ini juga sebenarnya nggak direncanain banget. Berawal dari beberapa minggu setelah selesai menstruasi saya malah berdarah. Browsing sana sini, saya jadi ngarep kalau ini adalah darah akibat pelekatan sel telur yang berhasil dibuahi. Darah yang keluar memang nggak banyak, cuma 3 hari, itupun sedikit banget. Pokoknya persis deh seperti deskripsi darah pelekatan yang ditulis di blog-blog seputar kehamilan. Nah, memasuki  hari telat menstruasi ke-10 , saya coba test-pack. Hasilnya negatif. Sayapun kemudian memutuskan periksa aja sambil berharap hasil test-pack nya salah.

Saya memilih konsultasi ke dr. Alesia Novita, Sp.OG. karena sempat ditulis di salah satu blog yang nggak sengaja saya kunjungi waktu baca-baca soal kehamilan. dr. Alesia praktik di RSIA Bunda Aliyah (rating di Google 5 stars lho!), RSIA yang nggak terlalu besar tapi ramainya kayak pasar. Saya datang sari jam 9 pagi baru dipanggil untuk periksa jam 12.30 siang. Duh!

Jujur saya takut banget dengan pemeriksaan ini. Takut rahim nggak normal, takut kista, takut macam-macam. Pas masuk, dr. Alesia langsung menyapa saya dengan ramah. Saya udah niat mau curhat segala macam biar nggak galau-galau lagi mempersiapkan kehamilan. Nggak bertele-tele, sayapun langsung di transvaginal USG untuk mengetahui apa yang terjadi di rahim saya.

Iya, hasilnya memang saya belum hamil.
dr. Alesia bilang dinding rahim saya udah tebel banget, harusnya udah masuk masa menstruasi. Kenapa belum, karena sel telur saya ukurannya kecil jadi nggak ada sel telur yang lepas (bagian ini saya belum paham betul korelasinya). Dokter juga bilang rahim saya menghadap ke dalam. Itu aja.
Sisanya syukurlah normal.

Saya lega banget dengernya. Jadi nggak ada masalah dengan rahim saya, hanya harus minum tambahan vitamin untuk memperbaiki kualitas sel telur. dr. Alesia juga meminta bli Indra untuk sekalian periksa. Ya, bisa dibilang kami akan mulai program untuk memiliki anak. Doakan ya, mudah-mudahan segera.

Nggak menyia-nyiakan kesempatan, saya juga sekalian tanya tentang pantangan makanan dan olahraga. Intinya, boleh makan apa aja asal sudah dimasak sampai matang, termasuk lemon. Minum lemon bikin kandungan kering? Mitos. Olahraga gimana? Saya kan biasanya jogging 2-3 km tiap minggu, apa dapat mengganggu rencana kehamilan? Kata dokter malah harus olahraga 3 kali sehari dalam waktu 45 menit. Yeay! Happy banget, ternyata selama ini saya lebay suka menahan-nahan diri beraktivitas takut gagal hamil. Padahal kan hamil itu bukan penyakit atau keterbatasan. Jadi mulai sekarang saya nggak akan ragu-ragu lagi beraktivitas yang bikin saya lebih bahagia. Bersiap hamil bukan berarti menghentikan rutinitas positif dong.



Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Tuesday, December 5, 2017

Antipodes Apostle Skin Brightening Serum Review


Antipodes Apostle Skin Brightening Serum adalah salah satu serum yang udah lama masuk skincare wishlist saya. Banyak review positif tentang serum ini bikin saya makin nggak sabar menambahkan Apostle serum ke dalam AM routine. Sebelumnya, saya memang nggak menggunakan serum di pagi hari, hanya essence (pre serum) dan moisturizer. Padahal menggunakan serum sangat disarankan untuk membantu memperbaiki kondisi kulit yang udah semakin meninggalkan keremajaannya. Dan akhirnya sayapun memantapkan hati mencoba serum ini dengan harapan kondisi kulit saya jadi makin baik dan sehat.

Antipodes adalah salah satu brand organic skincare yang berasal dari New Zealand. Akhir-akhir ini organic skincare semakin menjadi pilihan karena dipercaya menggunakan hanya bahan-bahan alami yang aman untuk kulit. Awalnya saya nggak terlalu familiar dengan organic skincare sampai sering dibahas dan direview oleh para skincare guru (Kae Pratiwi dan Deszel). Hampir seluruh range skincarenya menarik untuk dicoba, dua diantaranya ya di Apostle ini dan Aura Manuka Honey Mask (next wishlist).


Antipodes Apostle Skin Brightening Serum dikemas dalam botol serum kaca berwarna cokelat gelap. Serum ini berwarna cokelat muda pekat dengan tekstur watery tapi cukup kental. Tekstur water bikin Apostle serum cepat menyerap di kulit. Serum ini punya wangi yang cukup khas yang menurut saya sih nggak terlalu mengganggu.

Description

This water-based serum helps correct dull, blemishes or uneven skin. The revolutionary antioxidant Vinanza Grape&Kiwi helps minimise the appearance of facial redness. Exfoliating enzymes from the superfruit kiwifruit and shooting Vinanza Oxifiend from pinot noir grapes leave skin gloriously glowing. Meanwhile, mamaku black fern and Reishi mushroom of immortality boost healthy cell renewal for true, fresh-faced beauty.

Kalau membaca deskripsi produknya, serum ini benar-benar all-in-one perfect serum. Selain mencerahkan, juga kaya antioksidan dan mengurangi kemerahan pada kulit.

Saya menggunakan 2 tetes Apostle serum setiap pagi untuk seluruh wajah sampai leher. Lumayan awet kok, untuk ukuran 30 ml, serum ini bisa untuk 2-3 bulan pemakaian. Sebenarnya saya sangat suka tekstur dan sensasi setelah memakai serum ini.  Langsung menyerap nggak pakai lengket dan rasanya langsung memberi nutrisi pada kulit. Namun sayangnya, setelah hampir 2 bulan pemakaian, terjadi banyak penyumbatan pori dan muncul komedo. Duh sedih. Padahal saya sangat suka serum ini. Dengan sangat terpaksa sayapun menghentikan pemakaiannya.

Sepanjang yang saya baca di beberapa beauty blog, banyak yang cocok dan aman-aman aja kulitnya ketika pakai Apostle serum. Iri deh. Kalau kalian salah satu yang cocok menggunakan serum ini, boleh dong sharing di bagian comment.



Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Thursday, November 9, 2017

Notes on Our 1st Year of Marriage


Hari ini tepat satu tahun saya dan Bli Indra menikah. Semua berjalan begitu cepat sampai-sampai nggak terasa. Yang terasa cuma jauh-jauhannya saja. Hehe, iya nih resolusi untuk segera berkumpul satu rumah belum juga bisa terwujud. Please, jangan dikasihani nanti kami jadi sedih.

Menjalani setahun pernikahan jarak jauh memang nggak mudah. Bener kata orang-orang meskipun waktu pacaran biasa berjauhan tapi kalau udah menikah akan terasa lebih sulit. Saya nggak ngomongin ini terkait dengan seks ya, tapi perasaannya memang beda sih. Lebih dekat dan lebih terikat. Tapi karena tuntutan kewajiban pekerjaan dan kami nggak punya solusi lain ya harus dijalani dengan semangat.

Kalau ingat awal menikah, yang paling sering dihadapi adalah dua pertanyaan ini. Pertama “ada kebiasaan dia yang bikin kaget nggak?”, dan kedua “udah isi belum?”.

Untuk pertanyaan pertama, syukurlah kami berdua dari pacaran kalau masalah sifat dan kebiasaan udah nggak jaim ya. Jadi benar-benar nggak ada yang beda. Paling yang bikin saya kaget malah saya menilai suami saya terlalu remeh. Haha, saya pikir dia orang yang berantakan yang suka naruh handuk dan baju kotor sembarangan. Saya lho di kantor aja suka ngomel kalau ada yang naruh barang nggak pada tempatnya. Eh tapi ternyata suami saya sangat mandiri dan rapi kalau urusan barang pribadi. Bersyukur banget deh. Bahkan kalau bepergian selalu ngingetin saya masalah packing dan checklist barang.

Menghadapi pertanyaan “udah isi belum”, terus terang saya stres berat. Awalnya sih santai dan berusaha cuek, tapi lama-lama kepikiran juga. Apalagi sampai bulan ke 12 ini saya belum juga hamil. Sering lho saya nangis sendiri kalau ingat kenapa belum berhasil hamil juga. Tapi nggak boleh putus asa. Untung makin kesini mertua dan orang tua saya udah nggak terlalu sering menyinggung masalah cucu, meskipun saya tahu mereka udah kepengen banget punya cucu. Dan sejak saya masuk kantor lagi, stres saya berkurang karena banyak teman-teman di kantor yang bisa diajak sharing masalah kehamilan dan memiliki anak. Memang sih saya menikah belum lama dan tinggal berjauhan pula. Tapi sesuai rencana begitu lewat satu tahun, saya akan segera berkonsultasi dengan dokter.

Ketika ditanya gimana setelah setahun menikah, saya merasa lebih banyak bahagianya. Bukan berarti saya akan mempengaruhi kalian untuk segera menikah juga. Menikahlah setelah cukup mengenal dan sudah banyak mempertimbangkan. Soalnya ini kan tentang memilih teman seumur hidup. And luckily I have found one. 



Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Thursday, September 14, 2017

ZOYA Cosmetics New Limited Edition Lip Paint Review


Kalau ngomongin lipstick lokal memang nggak pernah habis ya. Sekarang kita bisa lihat banyak brand baru bermunculan maupun brand yang sudah ada mulai membuat produk lipstick. Salah satunya ZOYA Cosmetics yang ternyata cukup sukses memikat hati pencinta lipstick dalam negeri. Sebelumnya kan orang-orang tahunya ZOYA sebagai brand busana muslim tapi ternyata cosmetic line-nya cukup menarik perhatian.

Kebetulan saya diberikan kesempatan untuk mencoba dua shades baru lip paint ZOYA Cosmetics. Sebelumnya ZOYA Cosmetics sudah mempunyai 12 shades lip paint. Kali ini ZOYA Cosmetics mengeluarkan New Limited Edition Lip Paint dengan metallic finish yang memang sedang menjadi tren beberapa waktu belakangan. Selain varian warna yang spesial, yang membedakan New Edition Lip Paint ini adalah kemasannya yang lebih baik dari varian sebelumnya.


Shades yang saya coba Elizabeth-metallic dark red dan Beatrix-metallic brownish. Saya cukup terkesan karena kedua warna ini menurut saya nggak ikut-ikutan brand lokal lain dan cukup kasih “statement”. Karena saya penyuka warna bold jadi yes I do love it! Selain warnanya yang saya suka teksturnya juga cukup oke. Teksturnya mirip dengan RR tapi sedikit lebih creamy. Jadi meskipun dia mengklaim sebagai matte lip colour tapi nggak dead matte dan mirip ke satin finished.


Beberapa waktu setelah lip paint ini saya terima, pas banget saya ikut acara kantor yang konsep makeupnya cocok banget dengan warna lip paint ini. Sekalian aja saya coba ketahanan dan kenyamanannya untuk digunakan seharian selama acara. Sampai siang saya sih merasa nyaman-nyaman aja. Lip paint ini nggak bikin bibir saya kering dan warnanya juga pigmented. Transferproof? Meskipun diklaim demikian tapi menurut saya nggak terlalu sih, masih suka nempel meskipun nggak banyak. Mungkin karena memang formulanya yang melembabkan dengan kandunan shea butter dan antioksidan, jadi agak transfer. Tapi saya cukup puas dan menurut saya malah lebih bagus dibandingkan lip paint dead matte yang ujung-ujungnya susah dibersihkan dan bikin bibir kering.

Ohya, yang juga bikin saya terkesan adalah aplikatornya! Membuat lip paint ini gampang diaplikasikan menjangkau sudut bibir. Enak deh. Dan rasanya aplikator model ini nggak akan bikin isi lip paint bleber ke tutupnya.

Kekurangan dari lipcream ini mungkin adalah not wearable enough, kecuali bagi orang yang memang suka memberikan statement di penampilannya.
Warna-warna metalik seperti ini memang cocoknya untuk bold/party make up. Selain itu biar nggak bosan dengan lipstick yang gitu-gitu aja, bisa juga menumpuk lipcream atau lipstick yang kita punya dengan warna-warna ini.

Harga New Edition Lip Paint ini IDR 120.000 tapi kalau beli 2 di www.zoyacosmetics.com hanya IDR 190.000! Cuma sampai 30 September saja ya. Hurry up!



Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Monday, July 10, 2017

Unboxing My Althea First Purchases


Masih ingat kan tentang rencana saya belanja di Althea berhubung ada Raya Giveaway Festival dan Althea Limited Box? Beruntungnya saya, karena Althea berafiliasi dengan Bali Beauty Blogger memberikan IDR 500.000 store credit agar saya bisa mencoba pengalaman belanja di Althea. Yeay! Tanpa pikir panjang saya langsung buka aplikasi Althea di handphone dan masuk ke bagian “wishlist”.

Sebelum saya memberitahukan item apa saja yang saya beli, saya ingin menceritakan pengalaman pertama saya belanja di Althea. Secara proses, belanja lewat aplikasi Althea sangat memudahkan, bahkan bisa mencelakakan karena dimana saja kapan saja kita bisa klik-klik dan tanpa sadar checkout deh dari keranjang belanja. Menurut pengalaman teman-teman saya, proses pengiriman biasanya memakan waktu satu sampai dua minggu. Sayapun merasakan proses handling dari Althea Korea berjalan dengan cepat, tapi karena melewati libur lebaran paket saya baru sampai sebulan kemudian. Untuk yang khawatir berurusan dengan Bea Cukai karena sebetulnya impor kosmetik oleh perseorangan itu dilarang, menurut informasi Althea Indonesia bertindak sebagai importir dan telah menyelesaikan semua perizinan (ini akan saya konfirmasi lagi ya).

Ohya, meskipun judulnya unboxing, It’s quite disappointing that my package didn’t come with box. Mungkin karena jumlah belanjaan sedikit ya (hanya 5 items).

So, what’s inside my package?

1.       April Skin Black Magic Snow Cushion


Cushion yang sudah lama jadi wishlist saya. Saya tertarik karena banyak review yang menyebutkan kalau coverage cushion ini oke banget.  Nanti saya akan tulis reviewnya kalau sudah coba beberapa kali.

2.       Dear, Klairs Gentle Black Sugar Facial Polis


Sejak mencoba black sugar scrub (also mask) dari The Skin Food saya belum menemukan scrub lain yang pas di hati. Jadi saya mencoba black sugar scrub dari dear, Klairs mudah-mudahan memuaskan terutama ampuh untuk mengangkat komedo.

3.       Ri-Re Silicone Sponge & Innisfree Air Magic Puff (Glow)


Coba beli silicone sponge karena penasaran dan puff dari innisfree sebetulnya untuk puff cadangan saja.

4.       Holika-Holika Wonder Drawing Skinny Eyebrow (Raya giveaway) 


Untuk Raya giveaway saya memilih eyebrow pencil dari Holika-holika. Eyebrow pencil ini automatic (tanpa serut) dan ada eyebrow brush juga di salah satu sisinya. Dan saya juga mendapatkan IDR 50.000 voucher untuk pembelanjaan berikutnya.



Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Sunday, July 9, 2017

Nuxe Anti Fatigue Moisturising Eye cream Review


For me It is twice harder to add eye cream on my everyday skincare routine. Saya merasa eye cream nggak akan memberikan dampak yang signifikan dan juga, ribet!, harus memakai krim lain yang hanya khusus untuk area mata. Lagipula saya selalu menganggap area mata saya baik-baik saja, hanya sesekali sembab kalau kurang tidur.

Beberapa waktu belakangan, saya memutuskan untuk menambahkan eye cream dalam skincare routine karena sempat suatu waktu BA dari salah satu merek skincare favorit saya bilang kalau area mata saya kering banget. Nggak mau ambil risiko munculnya kerutan di kemudian hari saya pun memulai perburuan eye cream saya dan menemukan  Nuxe Anti Fatigue Moisturising Eye cream.

Kenapa saya tertarik mencoba produk ini?

Nuxe Anti Fatigue Moisturising Eye cream merupakan moisturising eye cream yang disebut dapat mengurangi sembab dan lingkaran hitam pada mata. Karena sifatnya yang melembabkan, eye cream ini memang ditargetkan untuk memperbaiki kondisi kulit yang kering di area mata. Hal inilah yang membuat saya memutuskan mencoba Nuxe Anti Fatigue Moisturising Eye cream  untuk melembabkan kulit di area mata saya. Apa sih tandanya area mata yang kering? Yang paling saya rasakan adalah ketika menggunakan makeup, foundation atau concealer nggak mau nempel sempurna di area bawah mata. Malah cepat luntur dan kelihatan belang. Pengaplikasian eyeshadow pun jadi agak susah kalau kulit di sekitar mata nggak sehat. Dan yang paling seram, area mata yang kering dan nggak terawat akan mempercepat munculnya kerutan.


Nuxe Anti Fatigue Moisturising Eye cream bertekstur krim yang lumayan kental dan berwarna putih. Meskipun teksturnya krim, eye cream ini cepat menyerap dan nggak meninggalkan bekas. Wanginya lembut mengingatkan saya pada wangi bunga jempiring. Bahan-bahan penyusunnya terdiri dari Plant caffeine yang berfungsi untuk anti sembab dan Hyaluronic acid untuk anti aging. Yang saya suka adalah eye cream ini dikemas dalam botol pump, jadi lebih higienis dan mempermudah untuk menakarnya. Saya menggunakan eye cream ini setiap pagi dan malam, menutup rangkaian AM dan PM routine. Cukup setengah pump atau sebesar biji kacang hijau. Saya mengaplikasikannya menggunakan jari tengah atau jari manis dengan gerakan setengah lingkaran yang ditarik ke area luar mata.


Setelah kurang lebih tiga bulan pemakaian, saya merasakan kulit di area mata memang menjadi lembab. Tekstur kulit juga jadi halus. Tapi kalau untuk kantung mata dan kerutan, produk ini nggak terlalu membantu. Nuxe Anti Fatigue Moisturising Eye cream bisa dicoba bagi ingin melakukan perawatan sedini mungkin untuk kulit area mata terutama mencegah sebelum kerutan mulai bermunculan. Repurchase? Karena eye cream durasi pemakaiannya cukup lama alias susah habisnya, mungkin saya nggak akan repurchase, tapi coba eye cream lainnya untuk targeted treatment.


          
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Thursday, June 15, 2017

Fresh Ramadhan Look feat Face 2 Face Cosmetics


Sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat menyambut bulan suci Ramadhan bagi teman-teman umat Islam. Bagaimana ibadah puasanya sampai hari ini? Mudah-mudahan lancar sampai hari kemenangan ya.

Menghitung hari menuju Hari Raya Idul Fitri, kali ini saya bersama teman-teman Bali Beauty Blogger mengadakan makeup collaboration with Face 2 Face Cosmetics. Dalam kolaborasi ini, akan ada dua tema makeup, #teamrendang dengan bold makeup dan #teamopor dengan nude makeup. Tentu saja kedua tema ini bisa jadi inspirasi untuk makeup di Hari Raya. Can you guess in which team I am?

Setelah sering bermain dengan nude, untuk inspirasi make up Hari Raya saya akan mencoba bold makeup bersama #teamrendang. Meskipun bold, saya ingin membuat look yang wearable dan fresh. Jadi saya bermain dengan warna hijau dan biru, summer colours! Produk yang saya gunakan hampir semuanya adalah Face 2 Face Cosmetics. Bagi yang belum tahu atau belum pernah mendengar Face 2 Face Cosmetics, brand ini adalah salah satu brand lokal kosmetik dengan kualitas bersaing dan harga yang sangat terjangkau. Makin semarak ya brand kosmetik lokal.

So, here is my fresh Ramadhan looks,


Products that I used

Face 2 Face Whitening BB Cream - Beige


BB Cream but foundation look alike. Iya, menurut saya BB cream ini lebih seperti foundation. Teksturnya lebih padat dari BB cream lainnya. Kalau saya sih lebih memilih BB cream dengan tekstur ringan. Tapi kalau masalah coverage, bagus banget! Bisa menutupi noda-noda di wajah dengan baik.

Face 2 Face Eye Shadow – Green Royal


Saya memilih eye shadow ini karena belakangan suka banget dengan summer inspired make up look. Eye shadow ini terdiri dari 3 warna, menyerupai lime green, turquoise, blue. Kenapa meyerupai, karena menurut saya warnanya nanggung. It doesn’t meet my expectation. Powdery dan nggak terlalu pigmented. But the good news is, they’re quite easy to blend.

Face 2 Face Blush On – Pink Sweet Cheek


Warna blush on nya cantik banget! Kebetulan juga saya belum punya blush on warna pink. Warnanya cukup pigmented. Agar mendapatkan pipi bersemu merah jambu yang natural, saya aplikasikan blush on ini dengan jari.

Face 2 Face Eyeliner – Liquid Black


Sebetulnya eye liner ini adalah favorit saya di antara semua produk. Warnanya pekat dan lumayan cepat kering. Saya sangat menyayangkan aplikatornya yang susah digunakan. Terlalu halus, jadi agak susah bagi saya mengaplikasikannya.

Face 2 Face XOXO Matte Lipstick – Hazelnut Latte


Matte lipstick yang worth to try. Warna yang saya dapat Hazelnut Latte, warna merah kecokelatan. My type of colour, tapi kurang cocok dengan green eye shadow. But for me, this is the best product among all.


Overall the pros and cons are :
(+)
·         Harga terjangkau
·         Saya lumayan suka packagingnya

(-)
·         Powdery eye shadow dan kurang pigmented
·         Aplikator eye liner yang susah digunakan

Secara keseluruhan, saya rasa Face 2 Face Cosmetics bisa menjadi pilihan bagi yang menginginkan budget cosmetics. Terutama untuk nambah-nambah variasi make up di Hari Raya. Jadi, sudah memutuskan akan membuat look apa untuk menyambut Hari Raya?



Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Tuesday, June 6, 2017

Celebrate Raya Festive with Althea


Ngomongin soal kosmetik, ada nggak sih yang menggemari kosmetik Korea? Pasti banyak dong ya. Karena di Indonesia brand kosmetik Korea masih terbatas, banyak orang biasanya suka ikut titip belanja atau sampai bela-belain liburan ke Korea sekalian belanja kosmetik. Memang beberapa tahun belakangan, kosmetik Korea mulai menjadi pilihan para beauty enthusiast di Indonesia. Korea sendiri punya varian kosmetik yang beragam mulai dari high end sampai yang super affordable. Bahkan Korea bisa menciptakan tren kosmetiknya sendiri. Saya sendiri suka gemes ingin coba kalau nonton program tv di stasiun tv Korea yang membahas dan membandingkan kosmetik-kosmetik Korea plus beauty tips and trick. Belum lagi bagi yang suka nonton K-drama pasti teracuni dengan iklan-iklan kosmetik yang kadang terselip, ingin punya kulit wajah secantik aktris K-drama!

Saya adalah salah satu yang cukup tertarik dengan kosmetik Korea terutama skincarenya. Beberapa kali saya berniat titip belanja ke saudara tapi nggak jadi-jadi. Nah, sekarang saya bisa langsung belanja dan pilih-pilih sendiri karena ada Althea, e-commerce asal Korea yang menyediakan kosmetik Korea dari banyak brand dengan jenis yang beragam juga. Mulai dari Sulhwasoo, Laneige, Innisfree, COSRX,  Klairs, Etude House, Skinfood, The Face Shop, Too Cool For School, dan masih banyak lagi. Kosmetik yang kita beli di Althea akan langsung dikirimkan dari Korea. Tenang saja, semua produknya dijamin asli kok! Malah karena langsung dikirim dari Korea, harga kosmetik di Althea relatif lebih murah.

Tapi yang namanya belanja online pasti pertimbangan utama adalah ongkos kirim. Apalagi pengiriman internasional, ongkos kirim yang mahal biasanya bikin saya mikir dua kali untuk belanja. Nah, untungnya kalau belanja di Althea minimal IDR 299.999 kita bisa dapat gratis ongkos kirim. Jumlah yang relatif kecil ya.

Belanja di Althea akan jadi lebih gampang kalau menggunakan aplikasinya. Athea Apps bisa diunduh di Play Store untuk pengguna Android (disini) atau Apple Store untuk penguna IOS (di sini). Begitu saya unduh dan selesai sign up, tiba-tiba muncul notifikasi kalau untuk pelanggan baru bisa mendapatkan diskon dan potongan masing-masing sebesar IDR 50.000 (total IDR 100.000) untuk minimal pembelanjaan IDR 500.000 dengan batas maksimal penggunaan 30 hari sejak pendaftaran. Saya langsung kalap dong browsing-browsing skincare dan makeup incaran.  

Raya Festive Goodies 


Memang sebelum belanja apapun itu, saya pasti selalu ngecek promo-promo yang ada. Dan sepertinya bulan ini adalah waktu yang tepat untuk saya mencoba belanja di Althea. Selain gratis pengiriman dan potongan harga untuk minimal pembelanjaan terterntu, di bulan ini Althea mengadakan Raya Giveaway Festival dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri. Althea paham banget kebutuhan untuk tampil cantik di hari raya. Raya Giveaway Festival adalah promo bagi-bagi hadiah berupa produk gratis yang dibagikan untuk setiap pelanggan. Produk gratisnya memang hanya brand dan jenis tertentu saja, but who doesn’t love freebies.


Selain Raya Giveaway Festival, Althea juga menyediakan Limited Edition Raya Box untuk setiap pembelanjaan. Namanya juga limited ya, jadi box ini jumlahnya terbatas. So we must be hurry,

Jadi, sudah dapat dipastikan saya akan memanfaatkan promo dari Althea untuk menjemput skincare dan makeup Korea yang masuk wishlist dari beberapa bulan lalu. Bagi yang juga ingin memanfaatkan promonya Althea atau mungkin sudah punya wishlist kosmetik Korea yang ingin dibeli lebih baik segera unduh Althea apps dan rayakan Raya Festive with new goodies. Yuk sebelum kehabisan karena promo ini terbatas!     



Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Wednesday, May 17, 2017

Komodo Sailing Trip #2 : Pulau Padar dan Rinca


Dalam trip ini, kami sengaja memilih hanya berlayar dua hari satu malam yang kami rasa cukup. Kami harus menentukan tempat-tempat yang akan kami kunjungi secara cermat agar bisa merasakan semua pengalaman yang ditawarkan di Taman Nasional Komodo.
Kami memutuskan bermalam di Pulau Padar atas saran dari kapten kapal. Sampai Padar ternyata sudah lumayan sore. Meskipun kami mencoba mengejar sunset tapi akhirnya kelewat juga.

Pulau Padar


Kami bermalam di Pulau Padar dengan tujuan bisa hiking dan melihat sunrise keesokan harinya. Selain kami, ada sekitar lima kapal lain yang sepertinya juga berniat mengejar sunrise. Saya sendiri sebenarnya nggak begitu excited dengan sunrise di Padar. Satu-satunya alasan saya memilih hiking pagi-pagi adalah karena matahari yang belum terlalu terik.


Jam 5.30 pagi kami mulai mendaki dan ternyata udah ramai. Mataharipun seperti muncul tergesa-gesa. Baru setengah jalan, sinar matahari udah mencuat-cuat meskipun mataharinya memang belum muncul. Daaan ternyata saudara-saudara, pemandangan Padar saat detik-detik munculnya matahari ini cantik banget! Jauh melebihi ekspektasi saya. Saya udah pernah sebut kan kalau sunrise disini cantik, nah pink shades yang muncul menjelang sunrise makin menambah cantik pemandangan Padar. Jadi saya sarankan kalau island hopping, wajib kejar sunrise di Padar. Ohya, bagi yang hobi foto, nyaris semua spot di Padar itu fotogenik.  


Jalur pendakian Padar sebenarnya nggak terlalu terjal, tapi cukup menyusahkan kalau pakai sandal jepit atau casual shoes. Saran saya pakailah sepatu yang tepat, paling nggak training shoes atau sandal tracking. Jalur turun selalu lebih sulit dibanding jalur pendakian (ya meskipun sama aja jalur yang itu-itu juga). Yang penting hati-hati dan fokus. Saya aja yang belum pernah naik gunung bisa kok.

Kami turun kembali ke kapal jam 8 pagi. You know what, jam segitu aja panasnya udah menyengat dan matahari udah sangat terik. Nggak kebayang kalau naik siang-siang.

Pulau Rinca


Dari Pulau Padar kami beranjak ke Pulau Rinca dengan tujuan untuk bisa melihat komodo. Kalau kata Bli Indra rugi banget ke Taman Nasional Komodo kalau nggak melihat komodo secara langsung.
Kami memilih mengikuti saran kapten kapal (lagi) untuk ke Pulau Rinca daripada ke Pulau Komodo. Pulau Rinca dan Komodo sebenarnya masih merupakan satu kawasan Taman Nasional Komodo. Katanya sih komodo di Rinca lebih mudah ditemui. Pulau Rinca sendiri disebut Loh Buaya. “Loh” artinya darat, dan “Buaya” adalah sebutan orang-orang lokal untuk komodo. Pertama kali mereka melihat komodo, mereka pikir itu sejenis buaya.


Sampai di Rinca kami disambut oleh pemandu (atau biasa disebut ranger) yang mengantarkan kami ke loket untuk mengurus tiket masuk. Kami membayar beberapa retribusi yang totalnya sekitar IDR 300.000. IDR 100.000 untuk kapal, 80.000 ranger, dan sisanya retribusi masuk kawasan taman nasional untuk 3 orang.

Ranger kami baik banget dan memberikan penjelaskan secara lengkap. Di Rinca kita bisa memilih mau mengambil short, medium, atau long track untuk tracking. Kami sendiri memilih short track dan berharap bisa bertemu komodo.


Kata ranger bertemu komodo itu untung-untungan. Biasanya komodo banyak terlihat di pagi atau sore hari. Kalau pagi mereka keluar untuk berjemur. Mungkin dengan tujuan menghangatkan badan karena mereka berdarah dingin. Karena kami sampai di Rinca menjelang makan siang, no hope lah akan ketemu komodo. Ranger hanya bilang kemungkinan kita bertemu komodo di sekitar dapur karena komodo suka menciumi wangi masakan dan menunggu sisa-sisa makanan yang berjatuhan. Ohya, komodo di Taman Nasional Rinca ini nggak pernah dan nggak boleh difeeding. Para komodo ini dibiarkan tetap liar sesuai habitatnya. Di Rinca juga banyak binatang-binatang lain seperti kerbau, rusa, burung, monyet, dan ular yang menjadi makanan komodo yang bisa puas dilihat kalau kita mengambil long track.

Dan benar saja, saat kami melewati dapur ada beberapa komodo berukuran sedang menunggu disekitarnya. Komodo itu bisa kamuflase juga lho. Saya sempat nggak menyadari keberadaan mereka karena mirip dengan kayu penyangga dapur.

Komodo benar-benar hewan yang superior, kalau menurut kami kelemahannya cuma satu, habitatnya terbatas. Komodo punya kecepatan, insting tajam, senjata ekor yang mematikan (selain lidahnya juga beracun karena sarang bakteri), dan antiracun. Saya kaget-kaget denger penjelasan ranger yang bilang komodo bahkan memakan ular berbisa karena nggak ada racun yang bisa menembus antibodinya. Well done!


Sebelum mengakhiri tracking kami beruntung banget bisa melihat satu komodo baru keluar dari tempat istirahatnya dan dengan gagah berlenggok menuju ke arah kami. Langsung saja ranger menawarkan untuk mengambilkan foto. Ya ampun super puas!

Beranjak dari Pulau Rinca, kami berencana mampir ke Pulau Kelor sebelum pulang ke Labuan Bajo. Tapi dasar kami sudah capek dan malas, apalagi melihat kalau di Kelor harus tracking lagi atau berenang. Kami merasa sudah cukup lengkap dengan pengalaman menyenangkan selama dua hari ini.

Kami sampai di Labuan Bajo menjelang sore. Happy banget deh bisa pengalaman island hopping yang super seru. Memang benar sih kata teman-teman, mereka yang udah pernah ke sini pasti ingin balik lagi. Worth the money and the “tanned skin” lah!       


Read other stories


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Wednesday, May 10, 2017

Komodo Sailing Trip #1 : Kanawa and Pink Beach


Tujuan utama liburan saya ke Labuan Bajo tentu ingin merasakan pengalaman berlayar dan hidup di atas kapal laut meskipun cuma satu malam. Saya, Bli Indra, dan adik saya akhirnya sewa kapal untuk private trip karena beberapa teman Bli Indra yang awalnya direncanakan ikut ternyata nggak jadi. Tapi ternyata biaya sailing trip dan island hopping rata-rata dihitungnya per orang, jadi sedikit banyak bedanya nggak signifikan. Kami sewa kapal non AC (dengan fan). Kapalnya cukup besar dengan dua kamar tidur yang cukup untuk 5-6 orang. Dalam kapal Cuma ada kami bertiga ditambah dua crew kapal (kapten kapal dan asistennya). Kapten kapalnya laki-laki paruh baya asli Labuan Bajo yang lumayan suka ngobrol terutama tentang tamu-tamu sebelumnya. Ohya, jangan khawatir dengan makanan. Gizi kami sangat terjamin dengan makanan yang melimpah ruah. Mulai dari pisang yang selalu tersedia buat snack, kemudian sarapan, makan siang, malam, sampai jus juga bisa dipesan. Kapten kapalnya lumayan jago masak, jadi kami sangat menikmati saat-saat makan di atas kapal.

Kami berangkat dari pelabuhan sekitar jam 8 pagi. Hari pertama kami memutuskan untuk “berlatih renang”. Awalnya saya nggak mau basah-basahan di hari pertama, tapi kapten kapal menyarankan ke Kanawa dan Pink Beach dulu biar sekali jalan.   

Kanawa Island


Sekitar jam 10 pagi kami sampai di Kanawa. Meskipun namanya mirip dengan Kenawa di Sumbawa tapi penampakannya sedikit berbeda. Setelah kami tanya kapten kapal, kanawa ternyata adalah nama pohon yang banyak tumbuh di kedua pulau ini makanya dinamakan begitu.
Kanawa adalah pulau cantik yang nampaknya diproyeksikan untuk resort. Biaya masuknya IDR 100.000 per rombongan. Lucu banget kapten kapal kami kasih warning, “Nanti di Kanawa jangan duduk di kursi di pinggir pantai ya nanti kena charge lagi.”


Kanawa adalah pulau dengan spot snorkeling yang bagus. Pantainya bersih dan cantik. Untuk yang nggak bisa renang seperti saya, banyak tempat dangkal yang bisa dijadikan tempat latihan dan lumayan mudah melihat ikan-ikan karena mereka berenang sampai mendekati garis pantai. Di sini saya melihat banyak bintang laut dan bulu babi, bahkan saya beruntung bisa melihat baby shark melintas di depan saya. Pas itu saya heboh sendiri! Tapi saya nggak tahan lama-lama berenang di area pantai karena harus menghadapi sengatan ubur-ubur kecil. Spot snorkeling di area dermaga dipenuhi lebih banyak ikan beragam jenis. Betah banget exploring sebelum tiba-tiba jadi ramai banget dan sedikit nggak nyaman karena banyak kapal udah mulai nyandar. Jadi kami memutuskan beranjak dari Kanawa dan melanjutkan perjalanan ke spot berikutnya.

Pink Beach


Kami sampai di Pink Beach sekitar jam setengah 2 siang. Saya pikir, “Males lah siang-siang nyebur, panas!” Tapi begitu sampai di sana keengganan saya berubah jadi excitement, saya betul-betul kalah dengan apa yang alam tawarkan. Pantainya cantik, fotogenik, ditambah airnya bening dan adem. Kami diberikan batas waktu sampai jam 4 sore biar bisa kejar sunset di Pulau Padar. Kelihatannya lama ya, tapi serius deh, nggak berasa.
Ohya, pasti udah pada tahu kenapa pantai ini disebut Pink Beach. Jadi, di pantai ini memang saya lihat banyak pecahan coral warna merah yang memberikan warna pada pasirnya. Apalagi waktu tersapu air laut, jadi tambah kelihatan pink!


Saya termasuk orang yang takut air, nggak betahan kalau berendam. Tapi di Pink Beach bisa lama dan nggak ingin berhenti. Saat masuk ke air jadi malas naik ke pantai, kecuali terpaksa waktu napas udah ngos-ngosan. Ikan dan terumbu karang di Pink Beach warna-warni, lebih beragam dari Kanawa (ini hanya explore di area yang masih dekat pantai lho ya). Awalnya saya takut banget gosong, tapi begitu masuk air jadi lupa dan masa bodo.


Emang bener ya nasihat yang bilang, jangan biarkan persepsi orang bikin kita takut mengeksplorasi. Kalau takut hitam terus kapan kita menikmati alam. Percayalah, warna kulit sejatinya akan kembali ke warna sebagaimana dasarnya. Yang penting ingat pakai sun protection biar kulit nggak terbakar dan rawat dengan moisturizer yang ekstra lembab biar nggak kering dan pecah-pecah! It’s okay being tanned but glowing kan.


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+