HOME      ABOUT      CONTACT      INSTAGRAM

Thursday, March 24, 2016

What's Inside My Sociolla Pink Box : Lippies

Women never have too many lipsticks!

Kalau para laki-laki sudah cukup stres dengan wanita yang selalu bilang "nggak punya baju", maka bersiaplah untuk menghadapi kenyataan lain bahwa wanita nggak pernah merasa punya cukup lipstik. Dulu saya mungkin cuma tahu satu-dua merek lipstik, tapi sekarang ya ampun! bukan cuma merek, tapi jenisnya pun ada berbagai macam. Lip colour is addictive! Ya, bahkan untuk tipe orang seperti saya yang nggak koleksi make up nggak puas kalau cuma punya satu lipstik. 

Jadi happy banget ketika pink box dari Sociolla datang di bulan Februari dan Maret dan isinya lipstik. First is Lollipops Kiss My Lips shade 105 (Made In Love), and the other is NYX Matte Lipstick MLS04 (Pale Pink). NYX is my favorite! Kebetulan juga belum punya yang shade pale pink. Tapi saya tertarik dengan Lollipops glossy lipstick yang notabene brand ini baru pertama kali saya dengar. Yang membuat saya tertarik adalah fakta kalau Lollipops merupakan Parisian accessories brand yang kemudian meluncurkan lini make up nya di tahun 2010. Next time I'll review it.   
Thanks Sociolla!

Untuk kamu yang tertarik dengan produk Lollipops atau ingin menambah koleksi lipstick, bisa langsung klik Sociolla. Saya biasanya merekomendasikan Sociolla karena hanya dengan klik klik via web you can have your make up delivered right to your place. Sebelumnya browsing shade nya dulu tapi ya :) 
Saya juga masih punya voucher IDR 50.000 untuk digunakan pertama kali dengan pembelian minimal IDR 200.000 (nggak bisa digabung dengan promo lainnya). Cukup ketik PUTU50 di bagian voucher code pada saat checkout. 

Kabar gembira untuk discount hunters, sehubungan dengan Sociolla's turning one, tepat mulai hari ini tanggal 24 Maret sampai 31 Maret 2016 Sociolla akan memberikan promo diskon setiap harinya (untuk produk yang berbeda-beda). So, hurry up click Sociolla!


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Thursday, March 17, 2016

I Choose KIEHL’S


Ungkapan memilih skincare seperti memilih jodoh memang nggak salah. Kalau dipikir susah iya, gampang juga iya. Cocok di orang lain belum tentu cocok di kita. Padahal udah baca review, ikut nimbrung di thread tentang skincare, nggak menjamin langsung ketemu yang cocok. Belum lagi tuntutan kita yang semakin besar. Sudah ada yang cocok, beberapa bulan kemudian malah merasa kurang lembab, kurang glowing, kurang bening (yang ini asli curhat).

Saya yang baru saja tobat dari perawatan dokter kulit, lagi semangat-semangatnya browsing-browsing skincare. Makin banyak referensi ternyata malah bikin saya makin bingung. Saya sadar selain harus menyiapkan mental kalau-kalau nggak cocok, juga harus menyiapkan budget. Sekarang sudah mulai kepikiran deh yang namanya skincare untuk investasi, jadi  mahal sedikit nggak apa apa.

Weekend lalu saya sengaja meminta pacar menemani ke mall sekalian mengunjungi beberapa skincare counter untuk nanya-nanya. Saya sempat ke Laneige menanyakan Waterbank Serum EX yang sudah lama ingin saya coba tapi ternyata stock sedang kosong. Sampai pada akhirnya saya memilih Kiehl’s.


Kenapa Kiehl’s? Ini berawal dari blog post Mbak Tara Amelz yang cerita kalau selama dia hamil pakai Kiehl’s dan aman. Lucu banget, saya sebenarnya sudah mengurungkan niat ke Kiehl’s store tapi akhirnya balik lagi. Begitu masuk saya langsung disambut oleh KCR (Kiehl’s Customer Representative), Mr. Abie dengan sangat ramah. Setelah saya bilang ingin berkonsultasi, Mr. Abie langsung menanyakan kondisi dan permasalahan kulit wajah saya sambil menempelkan paper test. Dari hasil paper test ternyata jenis kulit saya saat ini berminyak di T-zone dan normal cenderung berminyak di area pipi. Mr. Abie kemudian menanyakan setelah mencoba perawatan menggunakan produk Kiehl’s, kulit wajah seperti apa yang saya inginkan. Saya jawab fokus saya bukan di fairness, cukup lembab, cerah, dan sehat. Mr. Abie bilang pertama-tama saya harus mengembalikan kondisi awal kulit setelah memakai perawatan dokter (yes, I told him at the beginning), dan mengontrol kadar minyak di kulit. Kemudian dia merekomendasikan beberapa produk Kiehl’s untuk am dan pm routine. Satu hal yang paling saya suka dari konsultasi dengan Mr. Abie adalah dia nggak pernah memaksa saya untuk membeli produk. Dia mempersilakan saya tetap menggunakan skincare yang saya pakai saat ini. Dia memang merekomendasikan beberapa produk, tapi It’s all up to me, boleh beli boleh nggak.

Dari penjelasan Mr. Abie, saya akhirnya memutuskan membeli beberapa produk untuk melengkapi skincare pagi dan malam saya.

Calendula Herbal –Extract
Alcohol-free Toner 250 ml
IDR 500.000

Saya nggak punya dan paling anti sama toner. Dalam benak saya toner akan membuat kulit saya dehidrasi sehingga memicu lebih banyak minyak dan jerawat. Tapi Mr. Abie menjelaskan toner ini sangat aman dan malah berfungsi mengontrol minyak dan mengembalikan kondisi kulit saya setelah perawatan dokter.

IRIS Extract Activating Treatment Essence 200 ml
IDR 720.000

Sudah lama saya ingin mencoba essence. Saya sampai nanya lho lebih bagus ini atau SKII. Kata Mr. Abie sih kelebihan essence ini adalah dapat meregenerasi kulit wajah, jadi saya menetapkan hati memilih produk ini. Setelah saya cek di website Kiehl’s, ternyata produk ini adalah salah satu produk yang paling direkomendasikan.

Midnight Recovery Concentrate 30 ml
IDR 720.000

Pasti sudah akrab kan dengan MRC. MRC ini salah satu best seller Kiehl’s dan sudah banyak banget direview sama beauty blogger. MRC adalah produk yang paling direkomendasikan Mr. Abie untuk saya karena saya cerita belum punya night treatment, biasanya masih pakai Aloe Soothing Lotion sebagai krim malam.

Sebetulnya masih ada lagi produk yang direkomendasikan, tapi sebagai permulaan saya akan mencoba tiga produk ini dulu. Mahal ya harganya. Meskipun begitu, saya rasa worth it karena satu produk ini kira-kira bisa dipakai 6-8 bulan. Mr. Abie juga sudah wanti-wanti kalau pakai essence dan MRC cukup 2 tetes saja karena meskipun dipakai lebih banyak nggak akan menambah manfaat.

Sekarang saya jadi happy dan excited banget melakukan skincare routine. Mudah-mudahan Kiehl’s cocok di saya dan membawa perubahan yang lebih baik untuk kulit wajah saya. Tunggu next review ya!


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Wednesday, March 16, 2016

Give Bioderma Sensibio H2O Micellaire a Try!


Masih ingat dengan cerita saya tentang awal mencoba BiodermaSensibio H2O Micellaire? Sampai saat ini sayapun masih mengandalkan micellar water ini sebagai make up cleanser step satu saya (double cleansing for me is a must!). Ada beberapa alasan kenapa saya memilih Bioderma Sensibio H2O Micellaire. Yang paling utama adalah praktis. Saya lebih sering menggunakan Bioderma Sensibio H2O Micellaire ketika memakai full make up atau travelling. Biasanya saya suka mengulang-ulang cleansing sampai sisa make up benar-benar hilang. Micellar water ini sangat membantu saya karena cukup ampuh untuk mengangkat make up (di area mata sekalipun!). Cleansing jadi nggak memakan waktu yang lama. Saat travelling, kadang saya terlalu capek dan malas untuk mencuci muka. Atau kadang saya bermalam di kampung halaman yang dingin banget sampai-sampai nggak kuat mencuci muka dengan airnya yang mirip es. Sadar kalau cleansing sebelum tidur sangat penting, saya menggantungkan harapan pada Bioderma Sensibio H2O Micellaire. Syukurnya sih sampai saat ini Bioderma Micellaire sesuai dengan harapan saya. Kulit tetap terasa bersih dan segar meskipun tanpa bilasan air.


Hal lain yang saya suka adalah Bioderma Sensibio H2O Micellaire nggak membuat kulit wajah saya mengalami dehidrasi. Dehidrasi biasanya ditandai dengan kulit yang terasa tertarik, kering, sampai terjadi pengelupasan. Kandungannya yang fragrance-free, alcohol free, paraben-free, dan hypoallergenic ternyata memang aman digunakan untuk kulit sensitif saya.

Fakta yang baru saya ketahui adalah Bioderma merupakan ”dermo-kosmetik” yaitu skincare yang menggabungkan kosmetik dengan tindakan dermatologis, dan berpusat di Perancis. Selama ini saya percaya kalau kosmetik Perancis itu aman untuk digunakan dan konsen untuk merawat kulit secara alami. Mengetahui fakta ini keyakinan saya akan Bioderma Sensibio H2O Micellaire jadi bertambah. Sampai sekarang pun sudah banyak dermatologis dan make up artist di Indonesia yang merekomendasikan Sensibio H2O sebagai a must have make up cleanser. 

Kabar gembira bagi yang ingin mencoba Bioderma Sensibio H2O Micellaire. Sampai akhir Maret, kamu bisa mendapatkan pocket size produk ini dengan harga IDR 99.000 di website Bioderma Indonesia. Bagi kamu yang ingin memiliki Sensibio H2O for free juga bisa mencoba peruntungan dengan ikut games WIN 1 Year of Sensibio H2O.


*this is a submission post for Bioderma blogger competition, however the story is based on my true experiences.


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Everybody is Changing


Semua orang akan sangat menghindari situasi dimana namanya disebut melalui announcer mall atau bandara. Persis seperti yang baru saja saya alami.

Menggunakan maskapai yang terkenal dengan track record nya yang hampir 90% delayed membuat saya cukup berleha-leha dalam perjalanan menuju bandara. Sudah web check in  juga sih, jadi saya pikir aman. Saya sampai tepat tiga puluh menit sebelum take off yang artinya waktu boarding. Tapi yang saya dapati bukan panggilan boarding, tapi panggilan terakhir untuk penumpang yang belum naik pesawat.

Kaget dong! Setelah cek ke check in counter (untungnya masih boleh ambil boarding pass karena bodohnya saya nggak simpen boarding pass online), saya langsung lari ke gate. Nah, pas momen lari itu lah nama saya disebut via announcer bandara.

Bukan cuma saya yang mengalami hal ini. Di dalam bus feeder saya lihat kurang lebih sepuluh orang juga menjadi last minute boarding passengers. Agak lucu sih maskapai ini. Setelah rekor delay yang belum terpecahkan, sekarang boarding lebih cepat dari jadwal. Okay I admit that I was wrong. I was underestimating by coming right 30 minutes before take off which is the boarding time written in the boarding pass.

My point is, I saw that everybody’s changing to be betterSo would you still stay on your track although It brings you nowhere?


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+