Saya sangat mengerti kalau semua wanita pasti ingin punya kulit wajah yang bebas masalah. Dan anehnya kita nggak pernah puas. Awalnya cukup nggak jerawatan, lalu ingin bekas jerawat hilang, kemudian ingin putih bercahaya, dan seterusnya. Sekarang, trend perawatan kulit ternyata sudah banyak berubah. Kalau dulu semua orang berebut mencari produk pemutih, sekarang beralih ke perawatan dokter kulit. Saya adalah salah satu pengguna skincare dokter kulit yang lagi niat-niatnya berhenti. Kenapa akhirnya memutuskan untuk berhenti?
Saya sebenarnya termasuk yang kulit wajahnya nggak terlalu bermasalah. Kalau muncul jerawat, cepat hilang. Tapi selepas SMA wajah
saya dipenuhi jerawat kecil yang datang silih berganti dan meninggalkan bekas
di pipi. Karena nggak sabaran, sayapun memutuskan berkonsultasi dengan salah
seorang dokter spesialis kulit rekomendasi keluarga dan teman-teman. Dokter
bilang muka saya dipenuhi komedo yang jika terinfeksi akan muncul menjadi
jerawat kecil. Kemudian saya diberikan satu set perawatan wajah mulai dari face wash, toner, day cream, dan night
cream. Ajaib, jerawat kecil saya menghilang, tapi muncul masalah baru.
Kulit saya yang sudah sensitif menjadi makin sensitif dan gampang memerah.
Apalagi kalau terkena sinar matahari, benar-benar nggak nyaman. Saat saya
konsultasikan, kata dokter saya harus mengaplikasikan day cream tiga sampai empat kali sehari. Wow, ribet!
Karena nggak puas sayapun tergoda untuk pindah ke salah satu
klinik kecantikan populer (kalau saya sebut inisialnya pasti pada langsung
tahu). Banyak testimoni bagus membuat saya optimis dan berharap banyak. Satu
bulan pertama semuanya begitu sempurna. Wajah saya lebih cerah, dan
sensitivitas kulit saya berkurang. Tapi setiap bulan saya harus kembali untuk
melakukan konsultasi. Di tiap konsultasi dokterpun mengganti kombinasi skincare yang katanya untuk menangani
permasalahan kulit saya. Harga skin carenya
sih affordable, tapi biaya konsultasinya benar-benar bikin kantong bolong. Bisa
membayangkan kan kalau tiap bulan harus bolak-balik konsultasi ditambah
gonta-ganti skincare. Sampailah pada
suatu waktu dimana kulit saya breakout
parah. Jerawat sebesar kacang hijau muncul di sekitaran dahi sampai ke leher.
Panik kan! Itu pertama kalinya saya punya jerawat sebesar dan sebanyak itu. Dengan
putus asa saya balik lagi dengan tekad setelah jerawat hilang saya akan
menghentikan petualangan saya di klinik ini.
Dengan susah payah akhirnya wajah saya bersih dari jerawat.
Dan seperti janji sebelumnya, saya menghentikan perawatan di klinik itu. Sayapun
menyadari perubahan warna kulit wajah saya yang semakin aneh (beda banget
dengan kulit badan), dan makin pekatnya warna rambut halus di wajah.
Saya lalu memutuskan untuk kembali ke dokter kulit lama
saya, dengan melakukan sedikit modifikasi. Saya hanya memakai face wash dan night cream saja mengingat masalah utama saya adalah komedo yang
menyumbat pori-pori. Dan kombinasi ini berhasil!
Thanks God saya
bertemu dengan The Body Shop Aloe Vera Shooting Day Lotion. Lotion yang saya fungsikan sebagai daycream ini akhirnya menjadi andalan saya.
Teksturnya yang ringan nggak menyumbat pori dan cocok banget untuk kulit
sensitif saya. Dari sini kemudian saya belajar memahami apa yang kulit wajah
saya mau dan apa yang sebaiknya dihindari. Banyak teman bilang kulit wajah saya terlihat sehat dan
nggak ada masalah. Lalu kenapa dihentikan?
Sebetulnya di dalam hati saya memiliki kekhawatiran sendiri
tentang pemakaian skin care dokter. Alasan
utamanya adalah takut ketergantungan, takut kalau saya hentikan kulit langsung breakout, dan khawatir akan efek samping ketika saya hamil nanti (wanita hamil disarankan untuk tidak menggunakan skincare dokter karena khawatir dengan
kandungan bahan kimianya). Jadi saya terus mencari-cari alternatif yang bisa
saya lakukan untuk segera menghentikan pemakaian skincare dokter ini.
bersambung...
aku tau nama klinik kecantikan yg kalo sebut inisial langsung tau wkwkwwkwkwk. ditunggu lanjutannyaa^^
ReplyDeletewww.blackxugar.com