“A cup of tea would restore my normality."
[Hitchhiker's Guide to the Galaxy, Screenplay]"
― Douglas Adams
Berbeda dengan kebanyakan teman saya yang merasa belum lengkap kalau
memulai hari tanpa secangkir kopi, saya lebih memilih menjadi seorang “tea-person”.
Bukan berarti saya minum teh setiap hari, hanya saja saya lebih menikmati teh
daripada kopi.
Beberapa waktu lalu saya menghabiskan akhir pekan di Rumah Teh
Ndoro Donker, yang berlokasi di lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, kurang lebih satu jam perjalanan dari Surakarta ke arah Cetho. Berbeda dengan coffee shop, tea house memang
lebih tidak populer dan jarang dijumpai di tengah kota. Budaya minum teh mungkin dirasa sangat kuno dan tidak menarik.
Di Indonesia sendiri, tradisi minum teh sebetulnya telah ada sejak
zaman kolonial Belanda. Teh pertama kali dibawa ke Indonesia oleh Dr. Andreas
Kleyer (Dutch) sebagai tanaman hias. Awalnya memang tradisi minum teh hanya
dilakukan oleh kaum bangsawan, namun seiring berjalannya waktu, kebiasaan minum
tehpun meluas di masyarakat. Salah satu yang menjadi tradisi di Indonesia
adalah Teh Poci, tradisi minum teh yang diseduh di poci dengan ditambahkan gula
batu tanpa diaduk. [Sumber]
Rumah Teh Ndoro Donker dikelilingi oleh perkebunan teh yang menyejukan pandangan mata. Rumah teh di daerah pegunungan adalah kombinasi yang sangat memuaskan dan nagih. Selain pemandangan yang indah, udara yang segar membuat saya betah berlama-lama disana. Kebetulan juga waktu saya kesana sedang turun hujan. Nggak deras, tapi cukup untuk menciptakan suasana romantis. Teh, buku, hujan rintik-rintik, teman, dan obrolan hangat, this is too good to be true!
Rumah Teh Ndoro Donker dikelilingi oleh perkebunan teh yang menyejukan pandangan mata. Rumah teh di daerah pegunungan adalah kombinasi yang sangat memuaskan dan nagih. Selain pemandangan yang indah, udara yang segar membuat saya betah berlama-lama disana. Kebetulan juga waktu saya kesana sedang turun hujan. Nggak deras, tapi cukup untuk menciptakan suasana romantis. Teh, buku, hujan rintik-rintik, teman, dan obrolan hangat, this is too good to be true!
Teh yang disajikan di Ndoro Donker ada beberapa macam. Mulai dari
yang biasa, special tea, sampai premium tea. Kita bisa membeli per cup
atau satu tea-pot. Favorit saya adalah Earl Grey Tea (teh hitam yang diberi minyak bergamot), aromanya kuat dan rasanya enak! Selain teh,
disediakan juga makanan berat seperti sop buntut, ayam bakar, dan beberapa
kudapan tradisional teman minum teh. Surprisingly,
the price is very affordable! Rata-rata harga teh hanya Rp15.000 – 20.000
per cup atau Rp45.000 – 60.000 per pot. Untuk makanan harganya mulai dari
sepuluh ribu rupiah.
Such a nice place to make peace of our mind on weekend. I’ll
defininety go back again!
Rumah Teh Ndoro Donker
Jalan Afdeling Kemuning 18
Karanganyar-Surakarta
Telp. 085879794235 atau 082136510600
Rumah Teh Ndoro Donker
Jalan Afdeling Kemuning 18
Karanganyar-Surakarta
Telp. 085879794235 atau 082136510600
No comments:
Post a Comment